Jumat, 05 Mei 2017

Museum La Galigo

STRATEGI PENGEMBANGANGAN MUSEUM LA GALIGO 
DI SULAWESI SELATAN
Oleh :
I Putu Yoga Setiawan
Titin Hartina Ansyari
Athirah Amalia

Museum adalah salah satu lembaga yang bertugas untuk merawat dan mempublikasikan benda budaya manusia untuk kepentingan pendidikan anak-anak dan masyarakat umum. Adapun tugas dari suatu museum yaitu mengumpulkan benda-benda bersejarah dan merawat benda-benda tersebut. Selain utnuk kepentingan kependidikan, museum juga dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat (daya tarik wisata). Adapun fungsi lain dari suatu museum yaitu memberikan atau menyajikan informasi, menyajikan atau memamerkan koleksi benda-benda purbakala atau benda bersejarah, dan memberikan kesempatan kepada pengunjung atau wisatawan untuk melihat secara langsung bukti-bukti atau artifak kehidupan manusia. Museum dapat juga dikategorikan sebagai daya tarik wisata budaya dalam artian wisatawan dapat memahami atau wisatawan juga dapat mengunjungi artifak budaya yang ada di museum.  
Salah satu contoh museum yang telah terkenal di Kota Makassar dan yang telah dikunjungi yaitu Museum La Galigo. Dimana nama La Galigo itu berasal dari nama salah seorang legendaris dari Luwu. Nama ini digunakan untuk sebagai simbol agar museum bisa lebih dikenal oleh banyak masyarakat. Museum La Galigo ini terletak didalam kawasan cagar budaya Benteng Rotterdam yang beralamatkan di Jl. Ujung Pandang. Museum La Galigo terdiri dari beberapa bangunan yaitu bangunan utama, bangunan pameran, bangunan penyimpanan, bangunan perpustakaan, dan bangunan laboratorium. Museum La Galigo ini dibangun pada tahun 1932. Museum ini bertahan karena mendapat pembinaan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan untuk masalah anggaran dan sumber daya manusianya sendiri itu ditanggung oleh pemerintah. Benda- benda di museum tidak bisa diubah karena bersifat statis. Dari segi bangunan Museum La Galigo terdapat beberapa bangunan yaitu bangunan pameran, bangunan administrasi, gudang , laboratorium,  serta perpustakaan. Bangunan-bangunan atau gedung yang lainnya yang bertujuan mendatangkan tamu atau wisatawan yaitu seksi edukasi dan publikasi. Pendapatan yang didapat dari tiket langsung diserahkan kepada pemerintah daerah. Pendapatan untuk tahun  2016 lalu yaitu sebesar Rp.150.000.000,- dan target untuk tahun 2017  ini adalah sebesar Rp.170.000.000,-.
                                                   Gambar 1         : Museum La Galigo
                                                                    Gambar Oleh  : Tim Penulis

Museum ini  ditangani oleh satu seksi yaitu seksi publikasi dan edukasi museum, yang bertujuan untuk mempublikasikan kepada masyarakat terutama untuk anak-anak sekolah dan bertujuan untuk mencerdaskan. Sesuai dengan salah satu fungsinya yaitu untuk pendidikan. Terdapat beberapa strategi yang dikembangkan oleh pihak pengelola Museum La Galigo untuk menarik masyarakat untuk mengunjungi museum yaitu, memberikan data-data kepada yang membutuhkan, membuat berita-berita dikoran, menyusun buku tentang museum, dimana untuk menyusun buku tersebut dibantu oleh seksi quartor atau yang mengelola benda atau koleksi museum. Biasanya pengunjung juga akan diajak untuk melihat benda-benda peninggalan sejarah yang ada di museum dan dijelaskan oleh tenaga ahli. Biasanya juga pihak Museum La Galigo mengadakan seminar-seminar untuk tujuan edukasi. Tenaga edukasi yang ada di museum yaitu empat orang yang dilatih khusus dan berlatar belakang Sastra Inggris dan sudah dibekali pengetahuan-pengetahuan tentang museum. Selain kegiatan diatas pihak museum biasanya mengadakan lomba-lomba yang bertujuan untuk edukasi yaitu melukis dan menggunakan beberapa alat-alat museum. Penyusunan buku biasanya mengangkat satu benda yang ada di dalam museum, kemudian akan dicetak agar dapat menambah wawasan para pembaca yang ingin  mengetahui lebih lanjut dengan benda peninggalan museum.
          Adapun strategi untuk menarik wisatawan yaitu membuat kegiatan untuk pengenalan tentang museum La Galigo ini sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap museum. Contohnya seperti kegiatan nyatanya adalah museum masuk sekolah, yang bertujuan untuk mengenalkan museum kepada siswa-siswi sekolah. Selain itu strategi lainnya adalah melatih para pemandu untuk lebih mengetahui tentang museum sehingga informasi yang didapat oleh masyarakat sangat jelas. Melakukan promosi dengan memberikan atau membagikan brosur-brosur, serta mengadakan lomba-lomba. Salah satu yang menjadi daya penarik kunjungan museum adalah adanya pengelolaan cagar budaya disekitar museum seperti Benteng Rotterdam. Pihak museum berharap dapat membantu masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang museum dan masyarakat dapat membantu dalam hal pembangunan museum dengan cara membeli tiket masuk. Website Museum La Galigo diupdate terus tiap tahunnya. Jadi untuk ingin menambah informasi, masyarakat atau pengunjung bisa mengakses website resmi Museum La Galigo. Pemanfaatan website sangat penting agar wisatawan dapat menentukan pilihannya berkunjung ke museum La Galigo ini. Karena eksistensi Museum La Galigo di Benteng Rotterdam menjadi kekuatan dalam menarik wisatawan. Akan tetapi, posisi strategis ini perlu dilihat apakah museum menjadi prioritas kunjungan, atau sebaliknya. Benteng Rotterdam lebih dikenal oleh wisatawan dibandingkan dengan Museum La Galigo. Tidak sedikit wisatawan atau pengunjung Benteng Rotterdam yang tidak melirik Museum La Galigo sebagai agenda kunjungan mereka. Mereka semata-mata fokus pada eksplorasi Benteng Rotterdam dibandingkan melihat bukti-bukti sejarah dan budaya yang terdapat di Museum La Galigo. Karena itu, museum perlu bekerja sama dengan tour operator atau agen perjalanan (travel agent) agar pembuatan perjalanan wisatawan (itinerary) mengagendakan museum sebagai kunjungan utama, bukan sebagai agenda kedua setelah kunjungan daya tarik wisata lainnya. Museum juga harus berbenah dengan menerapkan langkah-langkah strategis.

Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh pihak pengelola Museum La Galigo  agar museum La Galigo ini bisa menjadi daya tarik wisata yang banyak diminati oleh pengunjung atau wisatawan yaitu dengan cara menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata yang dapat membuat wisatawan merasa nyaman dan merasa betah jika berkunjung ke Museum La Galigo tersebut. Selain itu, pihak pengelola Museum La Galigo juga menerapkan strategi seperti dengan membuat beberapa variasi kegiatan seperti sosialisai ke sekolah-sekolah serta melakukan seminar-seminar, lomba melukis, dan pertunjukan barang-barang museum. Selain hal itu, yang perlu dilakukan oleh pihak pengelola museum adalah membuat regulasi untuk pengunjung atau wisatawan agar benda-benda sejarah yang berada di dalam museum bisa terjaga. Manajemen pengunjung juga sangat penting diterapkan oleh pihak pengelola Museum La Galigo agar wisatawan yang mengunjungi museum bisa teroraganisir dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar