Senin, 22 Mei 2017

Wisata Kebun Gowa

SUSTAINABLE AND UNSUSTAINABLE PRACTICES PADA DAYA TARIK WISATA WISATA KEBUN KABUPATEN GOWA
Oleh :
I Putu Yoga Setiawan
Athirah Amalia
Titin Hartina Ansyari

Sustainable Tourism adalah pariwisata yang saat ini berkembang dengan sangat pesat, termasuk peningkatan kapasitas akomodasi, populasi lokal dan lingkungan. Dimana perkembangan pariwisata dan investasi – investasi baru dalam sektor pariwisata seharusnya tidak membawa dampak buruk dan dapat menyatu dengan lingkungan, sehingga tidak ada yang dirugikan. Jika kita memaksimalkan dampak yang positif dan meminimalkan dampak yang negative, maka beberapa inisiatif diambil oleh stakeholder  untuk mengatur pertumbuhan pariwisata agar menjadi lebih baik dan menempatkan masalah akan sustainable tourism sebagai prioritas karena usaha atau bisnis yang baik dapat melindungi sumber-sumber atau aset yang penting bagi pariwisata yang tidak hanya baik untuk sekarang tetapi juga dimasa depan. Konsep dari sustainable tourism yaitu suatu kegiatan yang dapat menguntungkan dari segi ekonomi, sosial, dan budaya.
Salah satu daya tarik wisata yang telah dikunjungi oleh kami yang menurut kami telah menerapkan sustainable tourism adalah Wisata Kebun atau biasa juga disebut Wiskeb yang berlokasi di Jl. Poros Malino, Bontomanai, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.  Pihak pengelola memberi nama daya tarik wisata Wisata Kebun dikarenakan sesuai dengan apa yang terdapat dalam area daya tarik wisata tersebut yaitu terdapatnya beberapa macam tanaman buah seperti rambutan, mangga, nangka, dan belimbing. Selain tanaman buah, terdapat juga beberapa jenis tanaman bunga, serta beberapa tumbuhan yang lainnya. Dengan banyaknya terdapat tanaman-tanaman di Wisata Kebun ini menjadikan daya tarik wisata tersebut menjadi sangat rindang dan sejuk. Di dalam daya tarik wisata ini juga sudah terdapat beberapa fasilitas yang dapat menunjang kenyamanan wisatawan jika berkunjung ke daya tarik wisata ini seperti tempat untuk memancing dimana hasil pancingan dapat dibawa pulang dan dikenakan harga sebesar Rp. 40.000/ kg . Selain itu terdapat juga kolam renang untuk anak-anak dan orang dewasa. Di Wisata Kebun ini juga telah menyediakan penginapan bagi pengunjung yang ingin menginap serta terdapat juga aula yang dapat digunakan wisatawan jika ingin mengadakan acara-acara seperti ulang tahun dan seminar.
Berdasarkan hasil observasi penulis, pada daya tarik wisata Wisata Kebun ini telah terdapat beberapa kegiatan yang menurut penulis masuk kedalam kegiatan sustainable tourism, seperti pihak pengelola telah menyediakan sabun cuci tangan isi ulang (refill). Mengapa dikatakan termasuk dalam kegiatan sustainable tourism karena dengan penggunaan sabun isi ulang ini, dapat mengurangi penggunaan sampah plastik. Selain dari penggunaan sabun isi ulang, kegiatan lain yang termasuk dalam kegiatan sustainable tourism adalah pengunjung yang datang dan membawa makanan dari luar dengan menggunakan wadah atau tempat makanan yang dapat digunakan berkali-kali (rantang). Dengan kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung ini dapat mengurangi sampah. Selain dari dua kegiatan tersebut, kegiatan yang juga termasuk sustainable tourism adalah pada penggunaan pupuk untuk tanaman yang ada di Wisata Kebun. Pihak pengelola menggunakan pupuk alami yang tidak menggunakan bahan kimia, yaitu penggunaan pupuk kompos.
Selain kegiatan yang sustainable tourism yang ada pada daya tarik wisata Wisata Kebun, penulis juga menemukan beberapa hal atau kegiatan yang menurut penulis termasuk dalam kegiatan unsustainable tourism, seperti masih di satukannya sampah organik dan anorganik. Kita ketahui bahwa sampah dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu sampah yang mudah terurai dan dalam proses penguraian tidak membutuhkan waktu yang cukup lama, seperti sampah dedaunan. Sedangkan sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah terurai dan membutuhkan waktu cukup lama untuk terurai, seperti sampah botol plastik, dan lainnya. Setelah melakukan observasi di daya tarik wisata Wisata Kebun, penulis menemukan bahwa sampah organik dan anorganik masih disatukan padahal di sekitar kawasan daya tarik wisata sangat mudah ditemukan tempat sampah. Pengelola seharusnya sadar akan pentingnya dalam pengelolaan sampah, karena masalah besar yang sangat susah dihadapi adalah masalah sampah, dan akan berdampak sangat buruk apabila tidak dikelola dengan baik. Dengan hal kecil seperti memisahkan sampah organik dan anorganik sudah sangat membantu dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Dan alangkah baiknya juga apabila pengelola dapat mengelola sendiri sampah yang di produksinya dengan mendaur ulang seperti menciptakan produk dari sampah. Hal tersebut jauh lebih bermanfaat dibandingkan tidak mampunya pengeloala daya tarik wisata dalam mengelola sampah dengan baik dan tentunya juga dapat memberikan keuntungan bagi pihak pengelola dari daya tarik wisata tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut pihak pengelola sebaiknya harus menyediakan tempat sampah dengan label organik dan anorganik sehingga pengunjung tahu harus dimana membuang sampah mereka. Dan sebaiknya membuat peringatan-peringatan berupa kata-kata akan bahayanya membuang sampah sembarangan dan kata-kata tentang pentingnya memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Jadi wisatawan nantinya akan tahu tentang bahaya membuang sampah dan akan selalu menjaga lingkungan disekitar daya tarik wisata yang akan mereka kunjungi.
Kegiatan unsustainable selanjutnya yang terdapat pada daya tarik wisata Wisata Kebun yaitu wisatawan yang membawa botol atau air gelas plastik kemasan dalam jumlah banyak.  Hal ini tentunya sangat mempunyai dampak negatif dalam lingkungan, karena botol atau gelas air minum yang bersifat di pakai satu kali saja akan menimbulkan sampah dalam jumlah yang sangat besar nantinya, dan butuh berpuluh-puluh tahun untuk terurainya sampah-sampah plastik dari botol kemasan tersebut. Kemudian selain itu juga sampah dari botol-botol atau gelas air kemasan tersebut berserakan di sekitar daya tarik wisata dan sangat  mengganggu pemandangan. Dengan begitu hal ini juga bisa menjadi penyebab kurangnya minat wisatawan untuk berkunjung kembali ke daya tarik wisata. Dan untuk mengatasi hal tersebut agar menjadi suatu kegiatan yang sustainable pihak pengelola harus melarang wisatawan membawa botol ataupun air gelas kemasan dan memberitahukan kepada pengunjung jika ingin membawa minuman dari luar harus menggunakan wadah atau botol yang dapat digunakan berkali – kali dan ada baiknya jika pihak pengelola menyediakan air minum galon bersama dengan gelas minumnya.
Selain itu, limbah air kolam renang yang dibuang kesungai juga menjadi kegiatan yang menurut penulis adalah kegiatan unsustainable, kegiatan ini dapat menimbulkan masalah yang sangat besar karena dampak yang ditimbulkan sangat banyak. Air kolam renang yang ada di daya tarik wisata ini mengandung kaporit dalam jumlah banyak dan kaporit merupakan zat kimia yang berfungsi untuk menjernihkan air dan membunuh bakteri-bakteri pathogen yang tersebar di kolam renang. Dampak yang ditimbulkan dari kaporit adalah iritasi pada mata, dan infeksi pada jaringan kulit. Dengan itu, pihak  pengelola seharusnya sadar akan bahaya kaporit, jadi seharusnya pengelola tidak membuang limbah air kolam renang kesungai yang pastinya akan berdampak pada pencemaran air yang ada di lingkungan sekitar daya tarik wisata dan pasti akan menyebarluas di sekitaran Kabupaten Gowa. Dan cara untuk mengatasi hal tersebut ada baiknya jika limbah air kolam renang yang dibuang ke sungai, sebaiknya di tampung dan disaring untuk digunakan menyiram tanaman yang ada di sekitar daya tarik wisata. Sudah dijelaskan bahwa

bahaya kaporit sangat berbahaya dan apabila dibiarkan terus menerus dibuang kesungai akan
membuat masalah yang sangat besar. Jadi, pihak pengelola harus membuat solusi agar limbah air
ini tidak terus menerus dibuang ke sungai. Caranya yang paling tepat yaitu dengan menampung limbah air kolam tersebut lalu di saring dengan alat khusus yang nantinya akan menghilangkan kandungan kaporit pada air. Setelah kandungan kaporit pada air hilang, limbah air tersebut nantinya tentu akan bermanfaat lagi seperti dapat digunakan untuk menyiram tanaman dan bisa juga untuk mengisi kolam ikan yang ada.
Selanjutnya, yang terakhir untuk kegiatan unsustainable penulis temukan pada daya tarik wisata Wisata Kebun yaitu sampah yang dibakar. Informasi kami dapat dari petugas kebersihan yang ada di daya tarik wisata tersebut, beliau berkata bahwa sampah yang ada biasanya di bakar. Dampak yang ditimbulkan dengan dibakarnya sampah terkhusus sampah anorganik seperti sampah plastik yaitu dapat mencemari udara di sekitar daya tarik wisata dan lingkungan diluar daya tarik wisata. Dengan tercemarnya udara dapat membuat kesehatan sesorang terganggu apabila menghirup udaranya. Selain dampaknya tidak baik untuk manusia, dampak dari asap pembakaran sampah ini juga dapat mengakibatkan tumbuhan-tumbuhan yang terkena asapnya akan layu dan mati. Jadi apabila sampah terus menerus dibakar nantinya akan membuat tanaman-tanaman yang ada di Wisata Kebun dapat layu dan akhirnya akan mati. Jadi, untuk mengatasi masalah tersebut yaitu sampah yang ingin dibakar sebaiknya ditampung dan dibuat pupuk kompos atau dibuat menjadi produk bernilai jual. Solusi yang dapat mengatasi masalah ini yaitu sampah terlebih dahulu ditampung dan dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Untuk sampah organik seperti sampah dedaunan sebaiknya dikelola menjadi pupuk kompos. Dan untuk sampah anorganik seperti sampah botol minuman dapat didaur ulang atau dikreasikan menjadi barang-barang yang bernilai jual. Selain pengelola dapat mengatasi permasalahan dari sampah tersebut, pengelola juga dapat keuntungan dari hasil pengelolaan sampah yang tidak dibakar, seperti sampah yang dijadikan pupuk kompos dapat digunakan sebagai pupuk tanaman yang ada disekitar daya tarik wisata agar pertumbuhan tanamannya menjadi sehat. Dan juga pengelola dapat keuntungan dari menjual hasil kreasi sampah anorganik menjadi produk baru lagi.




Jumat, 05 Mei 2017

Benteng Somba Opu

Pengelolaan Benteng Somba Opu Di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan

Oleh :
I Putu Yoga Setiawan
Titin Hartinah Ansyari
Athirah Amalia

Gambar 1: Layout Benteng Somba Opu
Gambar Oleh : Tim Penulis
        Benteng Somba Opu merupakan salah satu daya tarik wisata budaya (culture) yang ada di Kabupaten Gowa. Benteng Somba Opu merupakan salah satu benteng terkuat yang pernah dibangun di Indonesia. Begitu memasuki kawasan Benteng Somba Opu, akan segera terlihat tembok benteng yang kokoh. Menggambarkan sistem pertahanan yang sempurna pada zamannya. Meski terbuat dari batu bata merah, dilihat dari ketebalan dinding, sudah dapat terbayangkan  benteng ini sangat sulit ditembus dan diruntuhkan. Benteng Somba Opu ini adalah saksi sejarah dari berbagai kegigihan Sultan Hasanuddin. Benteng Somba Opu terletak di Jl Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Jaraknya sekitar enam kilometer sebelah selatan pusat Kota Makassar. Saat ini, Benteng Somba Opu berada di dalam kompleks Miniatur Budaya Sulawesi Selatan. Benteng Somba Opu ini sangat perlu untuk dikembangkan. Melihat kondisi dari Benteng Somba Opu saat ini yang kurang terawat dan perlu diperbaharui agar nilai-nilai budaya dan sejarah yang ada di Benteng Somba Opu tidak hilang. Untuk mengembangkan Benteng Somba Opu sebagai daya tarik wisata ,pemegang kepentingan (stake holder) pariwisata harus melakukan langkah strategis dalam mengelola Benteng Somba Opu.
Akademisi : Hal yang harus dilakukan kademisi adalah dengan cara banyak menyarankan kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian di Benteng Somba Opu, agar hasil penelitian dapat membantu pemerintah / pengelola untuk bisa mengembangkan pembangunan di Benteng Somba Opu. Bisnis  : Seharusnya dapat melihat peluang yang ada di Benteng Somba Opu,seperti membangun akomodasi seperti hotel,restoran dan shopping center atau toko souvenir yang menjual barang-barang  ciri khas dari Benteng Somba Opu. Pemerintah  : pemerintah lebih mengembangkan lagi atau menyediakan infrastruktur seperti perbaikan jalan menuju benteng dan penyediaan transportasi umum, menambah fasilitas yang ada di Benteng Somba Opu,serta dapat memperbaiki rumah adat yang terdapat di Benteng Somba Opu dimana bisa kita lihat kondisi rumah adat yang ada di benteng sangat memprihatinkan. Selain itu pemerintah juga harus dapat bersosialisasi dengan masyarakat agar masyarakat dapat membantu dalam pengembangan Benteng Somba Opu. Masyarakat : senantiasa menumbuh kembangkan kesadaran tentang pariwisata. Media  : pengembangan Benteng Somba Opu dari segi media yaitu dengan cara memasarkan atau mempromosikan Benteng Somba Opu melalui internet atau website dan media sosial. Untuk mempromosikan Benteng Somba Opu juga dapat di promosikan melalui media cetak seperti membagikan brosur.
            Ada beberapa saran dari kami untuk pengelolaan pengunjung (visitor management) yang bertujuan agar wisatawan yang datang ke Benteng Somba Opu ini dapat mengetahui cerita atau sejarah dari Benteng Somba Opu itu sendiri, jadi wisatawan tidak hanya datang melihat kondisi di Benteng Somba Opu lalu pulang. Hal-hal menurut kami yang perlu dilakukan adalah :
-          Memperjelas jalur masuk dan jalur keluar untuk wisatawan. Karena seperti yang kita lihat di Benteng Somba Opu ada beberapa titik yang menjadi pintu masuk maupun pintu keluar, jadi wisatawan ketika berkunjung tidak teratur dan dengan menentukan satu titik yang menjadi pintu masuk maupun pintu keluar pihak pengelola lebih mudah mengatur wisatawan dan lebih mudah untuk memperkenalkan sejarah dari Benteng SombaOopu tersebut.
-          Menyediakan Transportasi umum tradisional yaitu becak di pintu masuk. Dimana becak ini dapat membawa wisatawan berkeliling Benteng Somba Opu. Karena seperti yang kita ketahui, Benteng Somba Opu ini sangat luas. Dan dengan menyediaan becak ini wisatawan bisa berkeliling Benteng Somba Opu dengan santai dan tidak kelelahan serta memudahkan wisatawan berkeliling di Benteng Somba Opu.
-          Menerapkan zonasi di Benteng Somba Opu karena seperti yang kita ketahui pengelolaan dan tata letak di Benteng Somba Opu masih sangat tidak tertata dengan baik. Seperti lapak pedagang yang tersebar di hampir seluruh kawasan benteng yang bukan hanya menimbulkan sampah visual tetapi secara tidak langsung juga dapat merusak atau mengurangi nilai dari situs-situs yang ada di Benteng Somba Opu.
-          Membuat brosur untuk dibagikan ke wisatawan-wisatawan yang berkunjung dimana di dalamnya terdapat penjelasan tentang sejarah maupun defenisi tentang Benteng Somba Opu itu sendiri.
-          Membuat sign board yang berfungsi untuk memperkenalkan Benteng Somba Opu ini dengan memperlihatkan gambar dan sedikit defenisi tentang benteng tersebut agar persepsi pengunjung tidak hanya terfokus kepada rumah tradisional saja yang ada di sekitar daya tarik wisata tersebut, tetapi kami ingin memfokuskan ke sejarah ataupun asal usul benteng tersebut dapat terbentuk karena sangat banyak cerita menarik di balik terbentuknya benteng tersebut.
-          Selain itu, ada baiknya jika pihak pengelola menyediakan pemandu di rumah tradisional pertama yang akan dilalui pengunjung dan para pengunjung wajib untuk berhenti dan mendapat sedikit lagi penjelasan tentang asal usul Benteng Somba Opu tersebut. Dalam hal ini bertujuan agar para pengunjung dapat lebih terbawa susasana tentang cerita ataupun sejarah di balik terbentuknya Benteng Somba Opu. Setelah mendapat sedikit informasi dari pemandu ,wisatawan dapat berjalan atau mengelilingi kembali daya Tarik wisata dengan melewati jalan yang telah tersedia. Setelah berjalan dan sampai kepada titik utama Benteng, maka kami sediakan lagi pemandu yang akan menjelaskan secara rinci bagaimana asal usul dari terbentuknya Benteng Somba Opu agar pengunjung dapat mengetahui cerita dibalik benteng dan tidak terlalu terpesona dengan rumah-rumah tradisional yang berada pada daya Tarik wisata. Walaupun tidak di pungkiri bahwa rumah-rumah tradisional tersebut juga menjadi salah satu daya tarik yang sangat menarik banyak perhatian pengunjung, tetapi kami akan lebih memfokuskannya kepada sejarah atau asal usul Benteng Somba Opu itu sendiri. Setelah mendatangi Benteng Somba Opu, pengunjung dapat di arahkan untuk ke museum dan menunjukkan benda-benda yang dapat mendukung pengunjung untuk mengenal lebih jauh informasi tentang Sejarah dan Benteng Somba Opu.
Untuk mengembangkan dan mempertahankan Benteng Somba Opu sebagai salah satu daya tarik wisata sejarah di Kabupaten Gowa, ada beberapa konsep yang perlu diterapkan. Konsep yang perlu di terapkan dalam mengembangkan benteng somba opu sebagai daya tarik wisata unggulan adalah dengan menata ulang kembali area Benteng somba Opu, dalam hal ini area benteng dikhususkan hanya untuk tujuan berwisata, bukan sebagai tempat bermukim masyarakat. Kedua penataan yang harus dilakukan ialah pada layout atau jalur masuk keluar benteng, sebaiknya dikonsep sesuai dengan alur benteng yang seharusnya bahwa pada benteng sebaiknya pintu masuk utama ialah menghadap laut, dan perbaikan pada pada papan informasi harus di perbaiaki agar wisataan yang datang dengan mudah dapat mengenal benteng walaupun arsitekturnya hanya sebagian yang apat terlihat.

Konsep yang dilakukan selanjutnya adalah perlu ada peniltian kembali terhadap Cagar Budaya Benteng Somba Opu. Benteng Somba Opu perlu lagi di teliti karena sebagian dinding di benteng ini sudah terkubur oleh tanah, tidak menutup kemungkinan juga masih ada situs peninggalan yang masih terkubur di dalam tanah. Penelitian juga perlu dilakukan agar pembangunan ataupun pengembangan di Benteng Somba Opu bisa terbantu atau terlaksana.

Museum La Galigo

STRATEGI PENGEMBANGANGAN MUSEUM LA GALIGO 
DI SULAWESI SELATAN
Oleh :
I Putu Yoga Setiawan
Titin Hartina Ansyari
Athirah Amalia

Museum adalah salah satu lembaga yang bertugas untuk merawat dan mempublikasikan benda budaya manusia untuk kepentingan pendidikan anak-anak dan masyarakat umum. Adapun tugas dari suatu museum yaitu mengumpulkan benda-benda bersejarah dan merawat benda-benda tersebut. Selain utnuk kepentingan kependidikan, museum juga dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat (daya tarik wisata). Adapun fungsi lain dari suatu museum yaitu memberikan atau menyajikan informasi, menyajikan atau memamerkan koleksi benda-benda purbakala atau benda bersejarah, dan memberikan kesempatan kepada pengunjung atau wisatawan untuk melihat secara langsung bukti-bukti atau artifak kehidupan manusia. Museum dapat juga dikategorikan sebagai daya tarik wisata budaya dalam artian wisatawan dapat memahami atau wisatawan juga dapat mengunjungi artifak budaya yang ada di museum.  
Salah satu contoh museum yang telah terkenal di Kota Makassar dan yang telah dikunjungi yaitu Museum La Galigo. Dimana nama La Galigo itu berasal dari nama salah seorang legendaris dari Luwu. Nama ini digunakan untuk sebagai simbol agar museum bisa lebih dikenal oleh banyak masyarakat. Museum La Galigo ini terletak didalam kawasan cagar budaya Benteng Rotterdam yang beralamatkan di Jl. Ujung Pandang. Museum La Galigo terdiri dari beberapa bangunan yaitu bangunan utama, bangunan pameran, bangunan penyimpanan, bangunan perpustakaan, dan bangunan laboratorium. Museum La Galigo ini dibangun pada tahun 1932. Museum ini bertahan karena mendapat pembinaan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan untuk masalah anggaran dan sumber daya manusianya sendiri itu ditanggung oleh pemerintah. Benda- benda di museum tidak bisa diubah karena bersifat statis. Dari segi bangunan Museum La Galigo terdapat beberapa bangunan yaitu bangunan pameran, bangunan administrasi, gudang , laboratorium,  serta perpustakaan. Bangunan-bangunan atau gedung yang lainnya yang bertujuan mendatangkan tamu atau wisatawan yaitu seksi edukasi dan publikasi. Pendapatan yang didapat dari tiket langsung diserahkan kepada pemerintah daerah. Pendapatan untuk tahun  2016 lalu yaitu sebesar Rp.150.000.000,- dan target untuk tahun 2017  ini adalah sebesar Rp.170.000.000,-.
                                                   Gambar 1         : Museum La Galigo
                                                                    Gambar Oleh  : Tim Penulis

Museum ini  ditangani oleh satu seksi yaitu seksi publikasi dan edukasi museum, yang bertujuan untuk mempublikasikan kepada masyarakat terutama untuk anak-anak sekolah dan bertujuan untuk mencerdaskan. Sesuai dengan salah satu fungsinya yaitu untuk pendidikan. Terdapat beberapa strategi yang dikembangkan oleh pihak pengelola Museum La Galigo untuk menarik masyarakat untuk mengunjungi museum yaitu, memberikan data-data kepada yang membutuhkan, membuat berita-berita dikoran, menyusun buku tentang museum, dimana untuk menyusun buku tersebut dibantu oleh seksi quartor atau yang mengelola benda atau koleksi museum. Biasanya pengunjung juga akan diajak untuk melihat benda-benda peninggalan sejarah yang ada di museum dan dijelaskan oleh tenaga ahli. Biasanya juga pihak Museum La Galigo mengadakan seminar-seminar untuk tujuan edukasi. Tenaga edukasi yang ada di museum yaitu empat orang yang dilatih khusus dan berlatar belakang Sastra Inggris dan sudah dibekali pengetahuan-pengetahuan tentang museum. Selain kegiatan diatas pihak museum biasanya mengadakan lomba-lomba yang bertujuan untuk edukasi yaitu melukis dan menggunakan beberapa alat-alat museum. Penyusunan buku biasanya mengangkat satu benda yang ada di dalam museum, kemudian akan dicetak agar dapat menambah wawasan para pembaca yang ingin  mengetahui lebih lanjut dengan benda peninggalan museum.
          Adapun strategi untuk menarik wisatawan yaitu membuat kegiatan untuk pengenalan tentang museum La Galigo ini sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap museum. Contohnya seperti kegiatan nyatanya adalah museum masuk sekolah, yang bertujuan untuk mengenalkan museum kepada siswa-siswi sekolah. Selain itu strategi lainnya adalah melatih para pemandu untuk lebih mengetahui tentang museum sehingga informasi yang didapat oleh masyarakat sangat jelas. Melakukan promosi dengan memberikan atau membagikan brosur-brosur, serta mengadakan lomba-lomba. Salah satu yang menjadi daya penarik kunjungan museum adalah adanya pengelolaan cagar budaya disekitar museum seperti Benteng Rotterdam. Pihak museum berharap dapat membantu masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang museum dan masyarakat dapat membantu dalam hal pembangunan museum dengan cara membeli tiket masuk. Website Museum La Galigo diupdate terus tiap tahunnya. Jadi untuk ingin menambah informasi, masyarakat atau pengunjung bisa mengakses website resmi Museum La Galigo. Pemanfaatan website sangat penting agar wisatawan dapat menentukan pilihannya berkunjung ke museum La Galigo ini. Karena eksistensi Museum La Galigo di Benteng Rotterdam menjadi kekuatan dalam menarik wisatawan. Akan tetapi, posisi strategis ini perlu dilihat apakah museum menjadi prioritas kunjungan, atau sebaliknya. Benteng Rotterdam lebih dikenal oleh wisatawan dibandingkan dengan Museum La Galigo. Tidak sedikit wisatawan atau pengunjung Benteng Rotterdam yang tidak melirik Museum La Galigo sebagai agenda kunjungan mereka. Mereka semata-mata fokus pada eksplorasi Benteng Rotterdam dibandingkan melihat bukti-bukti sejarah dan budaya yang terdapat di Museum La Galigo. Karena itu, museum perlu bekerja sama dengan tour operator atau agen perjalanan (travel agent) agar pembuatan perjalanan wisatawan (itinerary) mengagendakan museum sebagai kunjungan utama, bukan sebagai agenda kedua setelah kunjungan daya tarik wisata lainnya. Museum juga harus berbenah dengan menerapkan langkah-langkah strategis.

Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh pihak pengelola Museum La Galigo  agar museum La Galigo ini bisa menjadi daya tarik wisata yang banyak diminati oleh pengunjung atau wisatawan yaitu dengan cara menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata yang dapat membuat wisatawan merasa nyaman dan merasa betah jika berkunjung ke Museum La Galigo tersebut. Selain itu, pihak pengelola Museum La Galigo juga menerapkan strategi seperti dengan membuat beberapa variasi kegiatan seperti sosialisai ke sekolah-sekolah serta melakukan seminar-seminar, lomba melukis, dan pertunjukan barang-barang museum. Selain hal itu, yang perlu dilakukan oleh pihak pengelola museum adalah membuat regulasi untuk pengunjung atau wisatawan agar benda-benda sejarah yang berada di dalam museum bisa terjaga. Manajemen pengunjung juga sangat penting diterapkan oleh pihak pengelola Museum La Galigo agar wisatawan yang mengunjungi museum bisa teroraganisir dengan baik.

Rabu, 03 Mei 2017

Museum Mandar Ma'Jene

MUSEUM MANDAR MAJE’NE SEBAGAI ASET PARIWISATA
DI SULAWESI BARAT
Oleh :
Athirah Amalia
Titin Hartinah Ansyari
I Putu Yoga Setiawan

Gambar 1. Museum Mandar Maje’ne
Gambar oleh : Tim Penulis

Museum adalah salah satu lembaga yang bertugas untuk merawat dan mempublikasikan benda budaya manusia untuk kepentingan pendidikan anak-anak dan masyarakat umum. Adapun tugas dari suatu museum yaitu mengumpulkan benda-benda bersejarah dan merawat benda-benda tersebut. Selain untuk kepentingan kependidikan, museum juga dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat (daya tarik wisata). Museum dapat dikategorikan sebagai daya tarik wisata budaya dalam artian memahami dan atau mengunjungi artefak budaya yang ada di museum. Salah satu contoh museum yang telah dikunjungi yaitu Museum Mandar Maje’ne. Mandar dijadikan nama museum di Kabupaten Majene karena beberapa pertimbangan yaitu daerah Mandar adalah wilayah pusat permukiman suku Mandar yang ada pada zaman kerajaan. Pada zaman penjajahan Belanda, daerah Mandar disebut daerah afdeling Mandar yang meliputi onder afdeling Majene, onder afdeling Polewali, onder afdeling Mamuju. Dan pada zaman kemerdekaan daerah Mandar masuk dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju, dan Kabupaten Polewali Mamasa.
Berdasarkan UU No. 43 tahun 2004 tentang pembentukan Provinsi Sulawesi Barat meliputi seluruh daerah Mandar yang terdiri dari Kabupaten Majene, Mamuju, Polewali Mandar, dan Mamasa. Dan sampai saat ini Museum Mandar satu – satunya museum yang terdapat di Sulawesi Barat. Museum Mandar Maje’ne ini terletak di Jalan Raden Suradi No. 17, Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Museum Mandar Maje’ne ini berarsitektur khas Eropa dan dulunya merupakan bekas Rumah Sakit. Rumah Sakit tersebut dibangun pada tahun 1908 dan sekarang beralih fungsi menjadi museum. Museum Mandar Maje’ne didirikan berdasarkan salah satu keputusan seminar kebudayaan Mandar di Majene pada tanggal 02 Agustus 1984. Museum ini mempunyai koleksi sejumlah 1.304 buah, meliputi koleksi geologi, geografi, biologi, etnoggrafi, arkeologi, sejarah, keramik, dan seni rupa. Dan koleksi-koleksi di museum ini telah di akui oleh museum lain dan Asosasi Museum Indonesia (AMI).


                                
Gambar 2. (Pakaian Adat Pengantin)
Gambar oleh : Tim Penulis
Di Museum Mandar Maje’ne ini terdapat beberapa replika berbagai macam jenis perahu tradisional, salah satunya adalah perahu Lete’. Museum Mandar Maje’ne juga menampilkan keunikan dan pakaian adat dan aksesoris pengantin tradisional dari suku Mandar dari suku Mandar keturunan bangsawan Mara’dia atau raja, dimana untuk pakaian pengantin laki – laki pakaiannya yaitu baju kemeja putih, sarung lipa’, badawara. Adapun untuk bagian kepala terdapat sigar dimana terdapat belu – belua samping kiri dan kanan, atas belakang, terdapat bunga – bunga siwali kiri dan kanan dan bagian belakang terdapat garuda – garuda. Untuk bagian dada terdapat passinding dada dan untuk lengan atas pergelangan tangan kiri dan kanan dari atas ke bawah terdapat potto’ dan sima’ – sima’. Selanjutnya untuk pakaian adat pengantin perempuan terdiri dari baju bokoratte, sarung atau lipat ratte, salendang. Untuk aksesoris dikepala terdiri dari bunga – bunga siwali atau tusuk konde, beru’ – beru’ simbolong atau rangkaian bunga melati. Untuk bagian dada terdapat tombi bu’ang, tombi a’di – a’di, tombi cucur, tombi ana’I tombi juir. Pada bagian perut terdapat kawari, muka dan belakang dipasang pada bagian dalam baju, selanjutnya pada bagian lengan mulai dari pergelangan tangan sampai lengan diatas siku terdapat sima’ -  sima’ potto, gallang balle, jima’ saletto, dilengan kiri diatas siku terdapat jima’ saletto, dan terdapat teppang.
Selain pakaian adat pengantin, wisatawan juga bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai kebudayaan suku Mandar yang lainnya, seperti pengunjung dapat melihat dan lebih mengenali bentuk rumah, peralatan rumah tangga seperti laga-laga, cupa’, okang, talongnge , kawali, balenga dan masih banyak lagi, hingga kendaraan tradisional seperti bendi. Di ruangan lain yang menarik adalah adanya ular sawah yang di awetkan. Ular jenis piton tersebut di tangkap oleh salah seorang warga yaitu Buttu Tupa’ Allo pada 1 Januari 2010. Dimana panjang ular tersebut sekitar 7 meter.
Adapun sasaran pengunjung dari Museum Mandar Maje’ne yaitu lebih kepada anak – anak sekolah dengan tujuan untuk mencerdaskan dan agar anak – anak sekarang dapat mengetahui apa yang bisa didapatkan dari mengunjungi suatu museum. Menurut pengelola, Museum Mandar sudah masuk dalam Asosiasi Museum Indonesia (AMI). Keuntungan yang didapat dari masuknya Museum Majene Mandar kedalam AMI yaitu mudahnya pengelola bertukar pikiran dalam pengembangan museum dengan pengelola museum yang ada di Indonesia. Kesadaran masyarakat Majene sudah mulai meningkat dalam kunjungan mereka terhadap Museum Mandar Majene. Hal ini membuat masyarakat Majene lebih mengetahui sejarah-sejarah yang pernah ada di Majene, beserta dengan peninggalan-peninggalan sejarahnya. Selain meningkatnya kesadaran masyarakat Majene dalam mengunjungi museum, tingkat kunjungaan wisatawan juga meningkat tiap tahunnya. Pengelola museum juga mengungkapkan bahwa kurangnya promosi-promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan ke masyarakat luas baik itu dari media cetak maupun media elektronik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pihak pengelola museum dalam meningkatkan kunjungan wisatawan juga sangat kurang, hal ini juga disampaikan oleh pengelola. Seharusnya pihak pengelola harus rutin dalam melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan seperti melakukan promosi melalui media cetak maupun elektronik. Serta melakukan sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengunjungi museum.
Di Kabupaten Majene masih banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang belum di masukkan kedalam koleksi museum. Seharusnya pemerintah daerah bisa menjaga peninggalan sejarah tersebut dengan cara memasukkan peninggalan sejarah tersebut kedalam koleksi museum. Menurut pihak pengelola, mereka sudah membentuk tim untuk mencari dan mengumpulkan peninggalan sejarah yang masih belum teridentifikasi. Sebenarnya, tim ini sudah terbentuk akan tetapi kurangnya dana membuat terhambatnya kinerja tim ini.
Adapun beberapa strategi yang harus dilakukan pengelola museum dalam mendukung pengembangan Museum Mandar Ma’jene sebagai aset daerah yaitu, pertama peningkatan dalam hal promosi karena pengelola belum melakukan promosi baik itu melalui media cetak ataupun media elektronik. karena dengan melakukan promosi dapat memudahkan wisatawan untuk mendapat informasi dan juga meningkatkan kunjungan. Kedua, membuat berbagai macam event atau kegiatan di kawasan museum agar wisatawan tidak akan bosan untuk berlama-lama mengunjungi museum. Contoh kegiatannya yaitu pementasan kesenian khas daerah. Ketiga, penambahan ruangan auditorium atau ruangan pertemuan agar dalam melaksanakan kegiatan seperti pertemuan ataupun seminar agar terlaksana sesuai diinginkan.